Globalisasi adalah proses
integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk,
pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur
transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet,
merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling
ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Modernisasi
adalah akibat dari adanya globalisasi. Secara historis, modernisasi merupakan
suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan
politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara pada abad ke-17
sampai 19. Sistem sosial yang baru ini kemudian menyebar ke negara-negara Eropa
lainnya serta juga ke negara-negara Amerika Selatan, Asia, dan Afrika.
Modernisasi
dalam arti farfiah adalah proses menjadi
masyarakat tradisional menjadi
masyarakat modern. Ini berarti proses perubahan
masyarakat dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern.
Modernisasi adalah suatu gejala sosial
yang dapat kita amati tanda-tandanya dalam kehidupan masyarakat. Kita dapat melihat wujud proses
modernisasi tersebut dalam perkembangan
masyarkat di dunia maupun di Indonesia.
Menurut J.W Schoorl (1981) gejala
modernisasi tidak bias di
definisian hanya dalam satu atau dua
kalmia karena gejala modernisasi melputi banyak
aspek kehidupan. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
modernisasi hanya kalau kita
mengenali berbagai aspek tersebut.
Dari aspek ekonomi, gejala modernisasi
dapat dilihat dari tumbuhnya komplek
industri secara besar-besaran yang mengadakan
produksi barang-barang konsumsi
dan barang-barang sarana produksi
secara masal. Ini berarti
tumbuhnya organisasi-organisasi yang komplek untuk mendirikan,. Menyelenggarakan dan mengembangkan aparat produksi itu serta
mengadakan pembelian bahan-bahan baku
dan penjualan produknya.
Pengertian modernisasi kurang lebih sama dengan pengertian industrialisasi.
Aspek sosial gejala industri
dapat dilihat dari tumbuhnya kelompok-kelompok baru dengan posisi sosial dan ekonomi yang sama dan mempunyai semacam kepentingan
bersama. Kelompok-kelompok itu merupakan
kelas-kelas sosial baru. Kaum budak, kelas petani, penyewa tanah dan buru tani
dalam masyarakat modern amat berkurang
jumlah dan perannya. Hal ini juga berlaku untuk kelompok perajin, sebaliknya,
kelas terdidik, serta kelas menager
bertambah jumlah dan peran.
Dari aspek politik, gejala
modernisasi dapat dilihat dari munculnya Negara nasional yang memiliki kekuasaan politik pusat.
Kekuasana politik pusat itu tidak berhubungan
dengan agama dan kepentingan atau disebut sekulerisasi. Modernisasi juga
terlihat dari bertambahnya luas dan banyaknya tugas-tugas birokrasi
pemerintahan Negara juga dalam rasionalisasinya. Hal ini merupakan bagian dari
suatu proses diferensiasi umum yang
menyebabkan lahirnya lembaga-lembaga
politik yang semakin khusus dengan
fungsi-fungsi yang semakin khusus pula.
Dari aspek budaya, gejala
modernisasi dapat diamati dari gejala munculnya sistem kepercayaan
danpandangan dunia yang berubah sifatnya dari semula bersifat mistik dan magis
menjadi lebih rasional. Bersamaan dengan itu, terjadilah semacam sekulerisasi.
Hal itu berarti bisdang-bidang kehidupan yang berbeda, dan aktifitas-aktifitas
yang penting sifatnya lebih
terpecah-pecah dan lebih mandiri. Agama dan pandangan hidup juga berkurang kaitanya dengn aktivitas-aktivitas sosial ekonomi dan politik.
Dari uraian diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa modernisasi mencakup banyak aspek kehidupan. Meskipun demikian
bukan berarti kita tidak bisa memberikan pengertian modernisasi yang mencakup sebuah gejala
tersebut. Melihat-aspek-asek modernisasi diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa modernisasi tidak tidak lain merupakan
penerapan pengetahuan rasional dan
ilmiah terhadap semua aktivitas disebuah bidang kehidupan atau
terhadap semua aspek masyarkat. Masyarkat dikatakan lebih atau
kurang menerapakan pengetahuan dengan cara-cara
yang dapat dipertnggung jawabkan
secara ilmiah. Termasuk disini adalah penerapan sumber-sumber
energi tak bernyawa atau alat-alat tehnologi untuk memperbesar hasil produksi. Namun hal itu
tidak hanya menyangkut pengetahuan
disegala bidang kihidupan atau menangani semua aktivitas manusia.
MODERNISASI MASYARAKAT INDONESIA
Mengikuti
pengertian modernisasi kita dapat mengamati modernisasi di Indonesia dalam
bayak aspek kehidupan. Berikut ini kit akan membahas berbagai aspek modernisasi tersebut di Indonesia satu
persatu.
1. Modernisasi di Bidang Tehnologi dan Ekonomi
Modernisasi teknologi di
Indonesia dapat ita lihat dalam perkembangan pemakaian ternologi, dari semua
bersifat sederhana menjadi bersifat komplek ternologi dalam setiap sektor kegiatan ekonomi produksi masyarakat
Indonesia. Hal ini berkaitan pula dengan terjadinya proses indistrialisasi
disetiap sektor ekonomi di Indonesia.
Di sector pertanian kita dapat menyaksikan gejala
modernisasi pada penggunaan tehnologi
baru disalam kegiatan produuksi
pertanian. Penggumnaan tehnologi
itu kemudian menggubah cara produksi, tehnik produksi dan hubungan-hubungan sosial di pedesaan.
Sebagaimana diketahui dalam hasil penelitaian tim Study
Dinamika Pedesanan (SDP) dan Survey Agro Ekonomi (SAE) dari Institut
Pertanian Bogor (IPB) sejak awal tahun 1970 an
di Indonesia telah terjadi proses
modernisasi di sector pertanian. Hal itu
ditandai penerapan tehnologi pertanian modern seperti:
1. Pengantian penggunaan tehnologi dari semula
meggunakan pupuk kandang menjadi pupuk urea.
2. Pemakain bibit padi jenis unggul
menggantikan jenis local
3. Pemakaian
traktor bibit padi jens unggul
menggnatikan jenis local,
4. Pemkaian traktor pengganti bajak.
5. Penerapan
teknik irigasi baru dan
6. Penggunaan mesin penggiling padi menggantikan timbul padi.
2. Modernisasai di Bidang Sosial
Modernisasi
di bidang ssosial mencakup perubahan
cara berfikir dan berperilaku, yang lebih rasional, efisien, individu dan
pragmatis untuk mencapai tujuan yang telah direncankan secara sistematis. Banyak seakli actor
penyebab terjadinya modernisasi social.
Akan tetapi factor yang paling menonjol
di Negara sedang berkembang seperti Indonesia adalah faktor
teknologi dan perbubahan teknik produksi ekonomi.
Di daerah perkotaan terjadi
perubahan hubungan sosial yang disebabkan pekembangan industrialisasi di
perkotaan. Sejak pelita 1 tahun 1970-an, pembangunan industri lulai digalakan
sehinga berkembangan menjadi berbagai
jenis industri kecil, menengah dan besar di Indonesia. Munculnya berbagai macam pabrik industri tersebut menimbulkan
perubahan di dalam dua macam, yaitu masyarakat perkotaan yang berbasis
ekonominya pada sektor industri dan
masyarakat pedesaan atau daerah pinggiran kota yang basis ekonominya pada
sektor pertanian.
Modernisasi sosial dapat pula
terjadi karena pengetahuan anggota masyarakat semakin meningkat. Peningkatan
engetahuan itu seaga akbat tingkat
pendidikan dan kemampuan memperoleh
informasi. Perkembangan tehnologi di
bidang informasi dan komunikasi dapat mengubah pola pikir masyarakat menjadi
lebih modern dan dinamis. Pendidikan anggota masyarakat menjadi lebih terbuka dan kreatif dalam menerima
unsur-unsur baru kemajuan.
3. Modernisasi di Bidang Politik
Gejala modernisasi di bidang
poitik di Indonesia dapat dari munculnya
birokrasi dan administrasi pemerintahan
yang baru dan pembentukan lembaga-lembaga politik modern. Modernisasi sistem
politik merupakan suatu sistem yang
dijadikan kerangka untuk mentapkan dan
melaksanakan kebijaksanaan tujuan-tujuan yang
oleh masyarakat dianggap merupakan kepentingan umum.
Dalam pengetian ini proses
modernisasi politik d Indonesia dapat dilihat pada gejala sebaai berikut:
Diferensiasi Struktur Politik
Timbulnya struktur yang khas untuk keperluan fungsi-fungsi politik tertentu disebut diferensiasi struktur
politik. Hal itu dapat dilihat dasar tumbuhnya organsasi-organisasi untuk
tujuan politik, antara lain lembaga perwakilan, pembuatan undang-undang,
pelaksanaan keputusan, pemeliharaan
sistem politik.
Rasionalisasi Kebdayaan Politik
Rasionalisasi kebudayaan politik
adalah perubahan pandang tetang fungsi dan cara kerja lembaga politik, khususnya tentnag shah tidaknya kekuasaan,
yang semakin lama semakin bersifat rasional dan fungsional. Rasionalisasi ini menggantikan sistem kekuasan berdasarkan kharisma dan atas dasar keturunan bangsawan
yang berlaku di zaman kerajaan.
Contoh, dahulu di zaman raja
dipandang sah atas dasar keturunan dan pemilikan benda keramat warisan nenek moyang
pendiri kerjaan yang memberi kekuatan kharisma tertentu.
Peningkatan Partisipasi Politik
Partisipasi anggota masyarakat
dalam politik meningkat karena beberapa
hal yaitu sebagai berikut:
(1) Integrasi Masyarakat lokal dalam politik
nasional semakin besar.
(2) Media komunikasi yagn semakin
berkembang pesat
(3) Ketergantungan fungsi politik diantaranya
organisasi dan kelompok politik semakin besar.
Dalam proses modernisasi politik,
kekuatan-kekuatan sosial baru tersebut harus diberi diberi tempat dalam
partisipasi politik agar kapasitas politik masyarakat untuk memecahkan
kehidupan politik bersama semakin besar.
4. Modernisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan
Modernisasi di bidang agama dan kepercayaan merupakan bagian dari
modernisasi masyarakat tehadap hidup dan kepercayaan mereka. Modernisasi kebudayaan masyarakat dapat kita lihat dalam
perubahan-perubahan, baik materiil maupun idiil.
Dalam pengertian umum,
modernisasi budaya materiil adalah
gejala kemajuan atau produk benda seni budaya dari tradisi menjadi lebih
modern. Pmebuatan benda seni
secara tradisional, seperti patung primitive, arsitektur tradisional,
mengalami perubahan menjadi lebih modern, seperti bentuk patung kontemporer,
arsitektur modern dan produk modern yang lain.
Modernisasi budaya idiil
merupakan perubaan–perubahan cara berfikir manusia dari berfikir mistik dan religius menjadi
berfikir rasional dan
sekuler Dalam proses ini di dalamnya termasuk memudaarkan tradisi social
yang semula diterima apa adanya dan dijadikan acuan perilaku sehari-hari tanpa
ada keraguan, berganti dengan kebebasan
setiap orang untuk
untuk berfikir madiri, rasional
dan mengambil inisiatif untuk
meraih suatu kepentingan tertentu dengan
cara-cara yang baku berdasarkan
suatu pertimbangan ilmiah. Cara
berfikir magis dan mistik yang mengikuti tradisi tertentu
disebut cara berfikit
tradisional. Adapun cara berfikir berdasarkan
rasionalitas dan kebebasan orang
disebut cara berfikir modern. Proses perubahan
dari cara berfikir tradisional menuju cara berfikir modern merupakan
salah satu bentuk gejala modernisasi budaya masayrakat manusia.
Dari pengertian Van Perusen
tersebut, terlihat bahwa modernisasi agama dan kepercayaan terbagi dua macam, yaitu agama dan kepercayaan yang mewujud
dalam bentuk materiil dan spiritual. Modernisasi keprcayaan di Indonesia dalam bentuk materiil daapat dilihat dari
berkembangknya tempat dan sarana peribadatan modern. Dalam modernisasi agama
dan kepercayaa yang bersifat idiil,
masyarakat sekarang sudah banyak yang
meninggalkan cara berfikir kultus individual, mistik, dan magis
di dalam agama dan kepercayaan mereka
menuju ke cara berfikir yang rasional
dan mandiri.
Dalam proses modernisasi jenis
ini terlihat perubahan-perubahan berikut:
Upacara spiritual yang sacral diganti dengan kegiatan
organsisi yang fungsional.
Praktik perdukunan diganti dengan
pengobatan kedokteran modern.
Diyakini bahwa semua hari
adalah baik bergantung pada cara
memanfaatkannya.
Tidak ada lagi pandangan
adanya musim baik atau musim buruk,
tetapi semua keuntungan dan
kerugian bisa diperhitungkan menurut ukurna teknik dan cara baku.
Proses modernisasi semacam itu
diantaranya didorong oleh meningkatnya tingkat
pendidikan masyarakat dan berkembangnya penggunaan media informasi dan
komunikasi modern.
masyarakat Indonesia ayng telah
mengalami perubahan diberbagai
aspek kehidupan akibat adanya modenisasi. Untuk itu, upaya
yang harus dilakukan Indonesia adlah meningkatkan kualitas sumber daya manusia di segala aspek
kehidupan agar tercipta masyarakat
Indonesia yang cerdas dan bertanggung jawab.
0 komentar:
Posting Komentar