Masyarakat Pedesaan dan
Perkotaan
Perkotaan
Ditulis Oleh :
Muhammad
Farhan Ibrahim (54415582)
: M Fadel
: Muamer
Dezan
:
Kelas : 1IA06
Universitas Gunadarma
Depok
2015
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakat.
Makalah
ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Masyarakat
Pedesaan dan Perkotaan dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Depok, November 2015
Penyusun
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Manusia
adalah makhluk sosial yang artinya , manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Sehingga sebagai makhluk sosial
manusia memiliki kecendrungan hidup bermasyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya berinteraksi dengan orang lain. Menurut R.Linton,
seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat adalah setiap
kelompok manusia yang telah hidup cukup lama dan bekerjasama,
sehingga mereka ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang
dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Dapat
disimpulkan bahwa dalam masyarakat ada syarat-syarat tertentu, yaitu
sekumpulan orang-orang, bertempat tinggal dalam waktu yang cukup lama
di suatu wilayah atau daerah tertentu dan adanya aturan-aturan yang
mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Disetiap
wilayah masyarakat memiliki perbedaan dalam beberapa hal, misalnya
perbedaan bahasa, norma, adat istiadat, budaya,dll. Misalnya
saja masyarakat bugis memiliki bahasa yang berbeda dengan masyarakat
jawa timur, atau masyarakat sunda memiliki kebudayaan yang berbeda
dengan kebudayaan masyarakat batak. Begitupun dengan masyarakat
pedasaan tentu berbeda dengan masyarakat yang ada di perkotaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas ditarik fokus pembahasan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
-
Apa pengertian Masyarakat?
-
Bagaimana Masyarakat bisa terbentuk?
-
Apa definisi masyarakat pedesaan dan Perkotaan?
-
Apas saja ciri-ciri masyarakat pedesaan dan perkotaan?
-
Apa perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan?
-
Bagaimana hubungan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan?
BAB II
ISI
2.1 Definisi Masyarakat
Masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang membentuk sebuah kelompok yang
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu dan mempunyai bukti
kewarganegaraan yang sah, dimana sebagian interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Masyarakat berasal dari bahasa inggris yang disebut society yang
berasal dari bahasa latin yaitu socius yang berarti teman atau kawan.
Kata “Masyarakat” sendiri berasal dari bahasa arab yaitu syirk
yang berarti bergaul, selain itu ada pula yang berpendapat bahwa
Masyarakat berasal dari kata bahasa arab Syakara yang berarti turut
serta.
Adapun
pengertian masyarakat menurut para ahli adalah :
-
Max Weber, Masyarakat sebagai suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.
-
Emile Durkheim, Masyarakat adalah suatu kenyataan objektif
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. -
Karl Marx, Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.
2.2
Proses Terbentuknya Masyarakat
-
Proses Belajar Kebudayaan Sendiri
-
Proses Internalisasi. Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi kepribadiannya. Tetapi wujud dari kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang ada di sekitar alam dan lingkungan sosial dan budayanya. Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
-
Proses Sosialisasi. Proses ini bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan sistem sosial. Dalam proses itu seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya.
-
Proses Enkulturasi. Dalam proses ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Kata enkulturasi dalam bahas Indonesia juga berarti “pembudayaan”.
-
Proses Evolusi Sosial
Proses
evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisa oleh
seorang peneliti seolah-olah dari dekat secara detail (microscopic),
atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan memperhatikan
perubahan-perubahan yang besar saja (macroscopic). Proses evolusi
sosial budaya yang dianalisa secara detail akan membuka mata seorang
peneliti untuk berbagai macam proses perubahan yang terjadi dalam
dinamika kehidupan sehari-hari dalam masyarakat di dunia.
-
Proses Difusi
Penyebaran
Manusia. Ilmu Paleoantropologi memperkirakan bahwa manusia terjadi di
daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan sekarang makhluk itu
sudah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat
diterangkan dengan dengan adanya proses pembiakan dan gerka
penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan proses adpatsi
fisik dan sosial budaya.
-
Akulturasi dan Pembauran atau Asimilasi
Akulturasi
adalah Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
itu sendiri.
Asimilasi
adalah Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia
dengan latar kebudayaan yang berbeda-beda. Kemudian saling bergaul
langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan
golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan
juga unsur-unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi
unsur-unsur kebudayaan yang campuran.
-
Pembauran atau Inovasi
Inovasi
adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam,
energi dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan
teknologi baru yang semua akan menyebabkan adanya sistem produksi,
dan dibuatnya produk-produk baru. Proses inovasi sangat erat
kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Dalam suatu penemuan baru
biasanya membutuhkan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap
khusus yaitu discovery dan invention.
2.3
Perbedaan Desa dan Kota
beberapa ciri yang dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan
kota.Antara lain sebagai berikut
-
Memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.
-
Lingkungan hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan.Lingkungan pedesaan terasa lebih dekat dengan alam bebas,udaranya bersih,sinar matahari cukup dan lain sebagainya.Sedangkan dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton dan aspal,bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
-
Kegiatan utama penduduk desa berada di sector ekonomi primer yaitu bidang agraris(pertanian)
-
Corak kehidupan social di desa dapat dikatakan masih homogin(satu jenis),sebaliknya di sangat heterogin(beraneka ragam) karena disana saling bertemu berbagai suku bangsa,agama,kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.
-
Sistem pelapisan social di jauh lebih kompleks daripada di desa.
-
Mobilitas (kemampuan bergerak) social di jauh lebih besar daripada di desa.
-
Bila terjadi pertentangan,di usahakan untuk dirukunkan,karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiiwai hubungan sosial pada masyarakat pedesaan,
-
Jumlah angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih besar daripada di perkotaan.
2.4
Masyarakat Pedesaan
Desa
merupakan salah satu lingkup terkecil pada sistem pemerintahan di
negara kita ini, cakupan luas wilayah desa biasanya tidak terlalu
luas dan dihuni sejumlah keluarga, biasanya mayoritas masyarakat
pedesaan bekerja di bidang agraria. Menurut Paul H. Landis desa
adalah penduduk yang kurang dari 2.500 jiwa. Masyarakat desa sering
diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif
(sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena
masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan,
wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat
tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah
sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak
dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti
Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat
tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di
Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang
dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.
Kehidupan masyarakat pedesaan
masih
banyak dikuasai oleh adat istiadat lama.
Jadi,
masyarakat tradisional di dalam melangsungkan kehidupannya
berdasarkan pada cara-cara atau kebiasaan-kebiasaan lama yang masih
diwarisi dari nenek moyangnya.
Kehidupan
mereka belum terlalu dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang
berasal dari luar lingkungan sosialnya.
Unsur-unsur
dalam pedesaan:
-
Wilayah
Wilayah atau daerah
merupakan tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai
aktivitas, baik sosial, ekonomi, maupun budaya. Pemilihan daerah atau
wilayah sebagai tempat aktivitas tersebut sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti iklim, topografi, keadaan tanah, dan air.
Adanya perbedaan kondisi fisik antarwilayah menyebabkan terjadinya
perbedaan perkembangan wiayah. Contohnya, daerah yang relatif datar
dan terletak di dekat daerah perkotaan akan berkembang lebih cepat
daripada daerah pegunungan yang jauh dari perkotaan.
-
Penduduk
Penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam
suatu wilayah. Di dalam upaya mengembangkan wilayah penduduk akan
bertindak sebagai tenaga kerja, perencana, atau pelaksana sekaligus
yang akan memanfaatkan segala potensi yang ada. Hal-hal yang
berkaitan dengan kependudukan dalam suatu wilayah antara lain jumlah,
pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian penduduk.
Hal-hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pola penggunaan lahan
yang ada di pedesaan.
-
Perilaku
Perilaku kehidupan masyarakat pedesaan meliputi
pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan yang melatarbelakangi
masyarakat desa. Perilaku masyarakat desa ditunjukkan oleh adanya
ikatan antarwarga yang sangat erat. Hal itu dapat dilihat dengan
adanya sikap gotong royong yang mengutamakan kepentingan bersama
daripada kepentingan pribadi.
Adapun
ciri – ciri masyarakat pedesaan ialah :
-
Di dalam masyarakat pedesaan memiliki hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas-batas wilayahnya.
-
System kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan (gemeinschaft atau paguyuban)
-
Sebagian besar warga masyarakat hidup dari pertanian. Pekerjaan-pekerjaan yang bukan pertanian merupakan pekerjaan sambilan (part time) yag biasa mengisi waktu luang.
-
Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat dan sebagainya.
-
Masyarakat pedesaan identic dengan istilah ‘gotong-royong’ yang merupakan kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan mereka. Kerja bakti itu ada dua macam:
-
Kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (biasanya di istilahkan dari bawah).
-
Kerja sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang timbulnya tidak dari inisiatif warga itu sendiriberasal dari luar (biasanya berasal dari atas).
-
Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal satu sama lain
-
Ada pertalian perasaan yang sama terhadap kesukaan dan kebiasaan.
-
Perekonomiaannya agraris yang sangat umum dipengaruhi oleh alam.
-
Anggota komunitas kecil
-
Sistem Kepemimpinan informal
-
Rasa solideritas tinggi.
-
Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
-
Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
-
Tingkat mobilitas sosialnya rendah.
-
Penghidupan utama adalah petani.
2.5
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa
karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk
dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu
perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan
masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan
majemuk karena terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan
datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Mereka datang ke kota dengan
berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki
stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh
apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis
karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di
kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya
yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor
formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor
non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor
pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi
masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik.
Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa,
yaitu serba praktis dan realistis.
Secara umum lingkungan
perkotaan mengandung lima unsur yang meliputi :
-
Wisma
Unsur ini merupakan bagian ruang kota yang dipergunakan untuk tempat
berlindung terhadap alam sekelilingnya, serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma ini dapat mengembangkan daerah perumahan penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang memperbaiki keadaan lingkungan perumahan yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan -
Karya
Unsur ini merupakan syarat yang utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan bermasyarakat. -
Marga
Unsur ini merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain atau daerah lainnya. -
Suaka
Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian. -
Penyempurna
Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan, perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
Ciri-ciri masyarakat kota
(urban) antara lain :
-
Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan cenderung sekuler.
-
Sikap mandiri yang kuat dan tidak terlalu tergantung pada orang lain sehingg cenderung individualistis.
-
Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian.
-
Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
-
Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
-
Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum).
-
Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi .
-
Kontrol sosial antar warga relatif rendah.
-
Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan.
-
Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.
2.6
Perbedaan Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Dalam
masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, antara masyarakat desa dan kota msing-masing
memiliki karakteristik tesendiri. Perbedaan masyarakat desa dan kota
dibedakan pada beberapa aspek sebagai berikut.
TABEL
PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN
|
|||
NO
|
ASPEK
|
MASYARAKAT
PEDESAAN
|
MASYARAKAT
PERKOTAAN
|
1.
|
Lingkungan dan
orientasi terhadap alam
|
Kenyataan alam
sangat menunjang kehidupan
|
Cenderung bebas
dari kenyataan alam
|
2.
|
Pekerjaan/ mata
pencaharian
|
Yang menonjol
adalah bertani, nelayan, beternak
|
Beraneka ragam
dan terspesialisasi
|
3.
|
Ukuran komunitas
|
Lebih kecil
dengan tingkat kepadatan rendah
|
Lebih besar dan
kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi
|
4.
|
Homogenitas/
heterogenitas
|
Homogenitas
dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.
|
Heterogenitas
dalam ciri-ciri sosial, kebudayaan, pekerjaan, dll.
|
5.
|
Pelapisan sosial
|
Ukuran pada
kepemilikan tanah, kepercayaan, bahasa, adat istiadat
|
Ukuran pada
kekayaan materi, tingkat pendidikan, Kesenjangan sosial relatif
besar.
|
6.
|
Mobilitas Sosial
|
Relatif kecil
karena masyarakat homogen
|
Relatif besar
karena masyarakat heterogen
|
7.
|
Interaksi Sosial
|
Bentuk umum
adalah kerjasama konflik sedapat mungkin dihindari, cenderung
bersifat informal
|
Bentuk umum
adalah persaingan, karena motif ekonomi, cenderung bersifat
formal.
|
8.
|
Pengawasan
Sosial
|
Kualitas pribadi
tentukan oleh kejujuran, kebangsawanan dan pengalaman
|
Kualitas pribadi
lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
9.
|
Pola
Kepemimpinan
|
Kualitas pribadi
ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan pengalaman
|
Kualitas pribadi
lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
10.
|
Solidaritas
Sosial
|
Solidaritas
sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah dalam
berbagai macam kegiatan
|
Solidaritas
masih berorientasi pada kepentingan tertentu.
|
11.
|
Nilai dan sistem
Nilai
|
Cenderung
memegang teguh nilai agama, etika, dan moral
|
Cenderung
berorientasi pada ekonomi dan pendidikan.
|
2.7
Hubungan Antara Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Masyarakat
pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama
sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara
keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena
di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam
memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras,
sayur-mayur, daging dan ikan.Desa juga merupakan sumber tenaga kasar
bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misalnya saja buruh
bangunan dalam proyek-proyek perumahan, proyek pembangunan atau
perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak. Mereka ini
biasanya adalah pekerja-pekerja musiman. Pada saat musim tanam
mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan di bidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota
terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
-
Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
-
Invasi kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan.
-
Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi
-
Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang membentuk sebuah kelompok yang
menempati wilayah geografi dan ruang tertentu dan mempunyai bukti
kewarganegaraan yang sah, dimana sebagian interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Masyarakat terbentuk melalui sebuah proses yaitu, proses
belajar dari kebudayaannya sendiri, Proses Evolusi, Proses Difusi,
Akulturasi
dan Pembauran atau Asimilasi dan Pembauran atau Evolusi. Masyarakat
dibedakan menjadi masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan,
antara msyarakat pedesaaan danperkotaan memiliki keterkaitan yang
tidak dapat dipisahkan.
Daftar Pustaka
http://www.syarifshare.info/2012/10/makalah-masyarakat-pedesaan-dan.html
http://saranghanda-yeongwonhi.blogspot.co.id/2012/11/makalah-masyarakat-perkotaan-dan.html
http://jawaposting.blogspot.co.id/2010/03/makalah-masyarakat-perkotaan-dan.html
http://ranggafebrianda.blogspot.co.id/2015/01/7-masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan.html
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html
https://ronnytriasmara.wordpress.com/2012/11/21/unsur-unsur-desa/
http://saranghanda-yeongwonhi.blogspot.co.id/2012/11/makalah-masyarakat-perkotaan-dan.html
http://jawaposting.blogspot.co.id/2010/03/makalah-masyarakat-perkotaan-dan.html
http://ranggafebrianda.blogspot.co.id/2015/01/7-masyarakat-pedesaan-dan-perkotaan.html
http://visiuniversal.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-dan-perbedaan-masyarakat.html
https://ronnytriasmara.wordpress.com/2012/11/21/unsur-unsur-desa/
0 komentar:
Posting Komentar