Kamis, 30 Juni 2016

BAB 9 MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB



A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah kewajiban menanggung. Memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan meanggung akibatnya.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan kewajibannya.

B. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
  1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
    Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan keprbadian sebagai manusia pribadi.
  2. Tanggung jawab terhadap keluarga
    Keluarga merupakan masyarakat kecil yang terdiri dari suami-istri ayah-ibu, dan anak-anak dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
  3. Tanggung jawab terhadap masyarakat
    Manusia tida dapat hidup tanpa bantuan dari manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena saling membutuhkan maka ia harus berkomunikasi . Sehingga dengan demikian manusia disini mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsugkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
  4. Tanggung jawab kepada bangsan dan negara
    Dalam berpikir , berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-uuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatannya salah maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
  5. Tanggung jawab terhadap Tuhan

C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN

  1. Pengabdian
    Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pemikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan , cinta, kasihsayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
  2. Pengorbanan
    Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Pengorbanan dengan sifat kebaktian itu mengandung unsur keihlasan yang tidak mengandung pamrih.

Rabu, 22 Juni 2016

BAB 8 MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP




A. PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pandangan hidup timbul melalui proses waktu yang lama dan terus menerus sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyataannya. Pandangan hidup banyak sekali macam dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya yaitu terdiri dari 3 mcam :
  1. Pandagan hidup yang berasal dari agama
  2. Pandangan hidup yang berupa ideologi
  3. Pandangan hidup hasil renungan

Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur yaitu cita-cita, kebajikan, usaha, keyakinan/kepercayaan.

B. CITA-CITA
Menurut kamus umum bahasa indonesia, cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum terpenuhi maka cita-cita itu disebut angan-angan.
Seseorang dapat menggapai cita-citanya itu bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai. Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya.Faktor Kondisi yang mempengaruhi teracainya cita-cita dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor tingginya cita-cita merupakan faktor ketiga dalam menggapai cita-cita. Suatu cita-cita tidak hanya dimiiki individu tetapi masyarakat dan bangsapun memiliki cita-cita.

C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Untuk melihat apa itu kebajikan kita harus melihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai makhluk Allah.

D. USAHA / PERJUNGAN
Usaha / perjuangan adalah kerj keras untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras unutk melanjutkan hidupnya karena sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Kerja keras dapat dilakukan dengan ilmu maupun dengan tenaga/jasmani atau dengan keduanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.. Sebaliknya pemalas membuat manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya sendiri. Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.

E. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN
Keyakinan / kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, intelektualisme, dan gabungan.

a. Aliran Naturalisme
Aliran naturalisme berintikan spekulasi, mungkin ada Tuhan dan mungkin juga Tidak ada Tuhan. Lalu mana yang benar? Yang benar adalah Keyakinan. Jika kita yakin tuhan itu ada makan kita katakan tuhan ada. Bagi yang tidak yakin, dikatakan Tuhan tidak ada yang ada hanya natur.
Bagi yang percaya Tuhan, Tuhan itu adalah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan, olehkarena itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaran Tuhan yaitu agama. Ajaran agama ada dua macam yaitu Ajaran agama domatis dan Ajaran agama dari pemuka oemuka agama.
Sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan tertinggi, maka keyakinan itu bermula dari kekuatan natur. Pandangan hidupnya dilandasi oleh natur yang sifatnya atheisme. Ini disebut pandangan hidup komunis.

b. Aliran Intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika / akal. Manusia mengtamakan akal. Dengan akal manusia berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan dengan hati nurani manusia. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka keyakinan manusia itu bermula dari akal.

c. Aliran Gabungan
Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul dua kemungkinan pandangan hidup. Apabila kita kaji maka antara kedua pandangan ini terdapat perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif, sedangkan pandangan hidup sosialisme menekankan pada logika berpikir kolektif individual.

F. Langkah – langkah berpandanganhidup yang baik

  1. Mengenal apa itu pandangan hidup.
  2. Mengerti tentang pandangan hidup
  3. Menghayati pandangan hidup.
  4. Meyakini pandangan hidup
  5. Mengabdi
  6. Mengamankan


Rabu, 15 Juni 2016

BAB 7 MANUSIA DAN KEADILAN



A. PENGETIAN KEADILAN

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikn sbagai suatu titik tengah di antara kedua ujung yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut 2 orang atau benda. Bilda kedua orang tersebut memiliki kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memproleh benda atau hasil yang sama. Kalau tidak sama, maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran terhadap porsi tersebut berarti tidak adilan.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

B. KEADILAN SOSIAL

Keadilan Sosial dapat diwujudkan dengan diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
  1. Perbuatan Luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotongroyong.
  2. Sikap adl terhadap sesama.
  3. Sikap suka menolong.
  4. Sikap suka bekerja keras.
  5. Sikap menghargai hasil karya orang lain.
Keadilan dan ketidak adilan ridak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menhadapi keadilan / ketidak adilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreativitas manusia. Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidak adilan seperti drama, puisi, novel, musik, dll.

C. BERBAGAI MACAM KEADILAN

A.) Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dai masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam substansi masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (The Man behind the gun). Pendapat plato itu disebut keadilan moral, sedangkan sunoto mnyebutnya keadilan legal.

Ketidak adilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang mealksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian.

B.) Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama. Contoh Ali bekerja 10 tahun Randi bekerja selama 5 tahun maka dalam pemberian hadiah harus dibedakan karena perbedaan sesuai dengan lama kerjanya.

C.) Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asa pertalian dan ketertiban dalam msyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurakan pertalian dalam masyarakat.

D.) Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan sesorang sesuai dengan hati nuraninya ap yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah benar-benar ada. Pada hakikatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, keasadaran pengakuan akan adanya hak dan kewajiban yang sama, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa. Kejujuran menyangkut erat dengan masalah nurani.

E.) Kecurangan
ecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sedah pasti kecurangan sebagai lawan jujur. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau orang itu sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa tenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah , tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat. Ada berbagai macam faktor orang melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungannya dengan manusia dengan alam sekitarnya, ada empat aspek yaitu aspek ekonomi, kebudayaan, peradaban dan teknik.

F.) Pemulihan Nama Baik
Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Yang dimaksud dengan perbuatan dan tingkah laku itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Tingkah laku atau peruatan baik dengan nama baik itu pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia, yaitu:
  1. Manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral
  2. Ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.

Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahan bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlaq. Untuk memulihkan nama baik sesorang harus minta maaf dan taubat. Taubat dan minta maaf tidak hanya di bibir, melainkan harus bertingkah laku sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebijakan dan pertolongan kepada sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh keihklasan.

G.) Pembalasan

Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa atau perbuatan yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan.